try boleh tak


Dipetik dari laman merdeka.com, tradisi tiup lilin sudah lahir sejak zaman Yunani Kuno. Dalam sejarah disebutkan bahawa menyalakan lilin adalah sebuah cara khusus seseorang untuk membayar seperti upeti kepada dewi bulan yang terdapat dalam mitologi Yunani, yakni dewi Artemis. Pada zaman dahulu, kuih yang dipakai haruslah berbentuk bulat agar dapat melambangkan bulan dan lilin yang diletakkan di atasnya sebagai lambang cahaya bulan. Sebelum orang-orang Yunani Kuno meniup lilin, mereka terlebih dahulu akan berdoa memohon sesuatu hajat.

Asap dari lilin yang melayang di udara dianggap sebagai penghantar doa-doa mereka kepada sang dewi. Oleh kerana itu tradisi tiup lilin tidak hanya dilakukan pada saat ulang tahun, tetapi setiap kali mereka memiliki keinginan. Oleh kerana itu, tradisi meniup lilin ketika seseorang ulang tahun termasuk ke dalam aktivitas keagamaan orang-orang Yunani Kuno. Lilin juga dapat diibaratkan sebagai cahaya kehidupan bagi menurut orang-orang non-muslim.

Dalil Islam tentang Tiup Lilin saat Ulang Tahun

Umat islam hanya memiliki 3 perayaan besar, yakni Idul Fitri, Idul Adha dan hari Jumat. Jadi ulang tahun tidak termasuk di dalamnya. Menurut salah satu penelitian, meniup lilin yang berada di atas kek ulang tahun menjadi salah satu penyebab penyebaran bakteri, kuman atau zat-zat negatif di kek tersebut.


Post a Comment

0 Comments